10 Alasan Mengapa Film The Raid Harus Ditonton
June 25, 2012
The Raid atau Serbuan Maut, menceritakan penyerbuan yang
dilakukan oleh satu regu pasukan elit atau kalau di AS lebih dikenal
dengan SWAT. Pasukan elit ini melakukan penyerbuan ke persembunyian bos
besar pengedar narkoba dan gangster paling berbahaya di dunia di
sebuah apartemen kumuh di jantung kota Jakarta yang tidak tersentuh oleh
siapapun bahkan polisi yang paling berani sekalipun. Misi ini diketahui
oleh para kriminal yang tinggal di lokasi ini dan para penjahat itupun
mematikan aliran listrik dan memblokade semua jalan keluar dan terjebak
di lantai 6 tanpa tahu kemana jalan keluar. Alhasil terjadilah
baku tembak dan baku hantam yang menegangkan. Para pasukan elit yang
dipimpin oleh Rama (Iko Uwais) harus bertahan untuk menyelesaikan
misi ini.
Film ini layak untuk ditonton, berikut ini 10 alasan mengapa film The Raid harus ditonton.
10. Film dari Indonesia
Salah satu alasan mengapa kita menonton film The Raid adalah sebagai
bentuk dukungan terhadap karya/film negeri sendiri. Film ini diproduksi
di Indonesia, didukung oleh aktor-aktor berbakat yang luar biasa,
produser asli orang Indonesia, Ario Sagantoro, dan dibuat
oleh perusahaan studio film dalam negeri, PT Merantau Films. Kita
boleh berbangga dengan film buatan dalam negeri yang mendunia.
9. Di dukung oleh aktor-aktor handal
Sederet nama yang tidak diragukan lagi kapasitas dan
kemampuannya beradu akting di film ini, seperti; Iko Uwais, Yayan
Ruhian, Ray Sahetapy, Pierre Gruno, Joe Taslim, Doni Alamsyah dan lain
sebagainya. Iko Uwais adalah seorang atlet silat yang juga berbakat di
film, begitu pula Yayan Ruhian sehingga tidak mengherankan jika adegan
baku hantam yang memasukan unsur silat begitu alamiah.
8. Di sutradarai oleh director muda berbakat
Gareth Evans adalah sutradara bertangan dingin dalam
menyutradarai dan menulis skenario film. Film Merantau adalah salah satu
filmnya yang juga sukses dipasaran. Dalam dua filmnya yang terakhir
Merantau dan The Raid, pria muda yang kini berbasis di Indonesia, selalu
mengangkat film bergenre action dan memasukan unsur seni bela diri asli
Indonesia, Pencak Silat.
7. Musik oleh Mike Shinoda dan Joe Trapanese
Satu lagi yang istimewa adalah musik dalam film ini mendapat
sentuhan dari musisi dunia yaitu Mike Shinoda. Mike Shinoda seperti yang
kita tahu juga merupakan salah satu personil Linkin Park dan memiliki
side-project dengan grup band Fort Minor. Alhasil sountrack film ini pun
kental dengan warna musik Linkin Park dan Fort Minor dengan sentuhan
rap rock atau nu metal. Sedangkan Joseph Trapanese atau lebih
dikenal Joe Trapanese adalah seorang komposer, arranger serta
produser handal untuk film, televisi, teater dan konser yang berbasis di
LA, salah satu karya sountracknya adalah di film Tron:Legacy.
Sountracknya dapat dilihat di
youtube. Keren deh…
6. Ceritanya thriller abis
Dari awal hingga akhir film, alur cerita film ini full action,
menegangkan dan full thriller. Penonton bagaikan tidak diberi kesempatan
untuk bernafas, tidak jauh beda dengan film-film produksi Hollywood
yang selalu menegangkan dan membuat penonton ternganga di
ending ceritanya. Meskipun film ini sangat brutal, namun hebatnya film
ini tidak ada adegan merokok, hal ini diutarakan oleh aktor kawakan
Ray Sahetapy.
5. Tayang serentak di seluruh dunia
The Raid, akan tayang serentak di Amerika, Canada, Australia, dan
Indonesia, pada tanggal 23 Maret 2012. Kita boleh berbangga hati film
Indonesia dapat menembus cinema-cinema di seluruh dunia dan disejajarkan
dengan film-film luar negeri.
4. Mendapat pujian dari kritikus dunia
Sebuah kritikan dalam sebuah film adalah sesuatu yang wajar.
Bahkan ada award yang khusus untuk kritikan sebuah film yang dianggap
bagus. Diantaranya datang dari Peter Sciretta pendiri /Film
(dibaca:slashfilm) mengatakan “the best action film I’ve seen in years.”
untuk The Raid. Atau dari James Rocchi seorang frelancer kritikus film
yang juga menulis untuk MSN.com, amctv.com dan Redbox, mengatakan bahwa
The Raid hampir menyamai Die Hard, “The best Aristotelian-unity action
film since Die Hard,” demikian yang ditulisnya. Dan dari Drew McWeeny
seorang kritikus film yang bekerja untuk HitFix mengatakan bahwa film
action ini nyaris sempurna. Dan yang terakhir di tulis oleh The
Hollywood Reporter menulis “Ultra-violent action movies don’t get much
more exciting than this kick-ass feature from Indonesia.” Bahkan Ray
Sahetapy mendapat pujian dari kritikus film karena tanpa dialog (hanya
dengan gerakan tubuh), penghayatan perannya sangat kuat.
3. Pencak Silat, seni bela diri asli Indonesia
Film ini menceritakan satu pasukan elit yang akan menyergap
“sarang” gangster paling kejam di Jakarta, disebuah apartemen kumuh
yang dihuni oleh para pencandu, bandar narkoba dan bos yang kejam.
Film yang 90% adalah adegan keras, baku hantam dan baku tembak. Adegan
perkelahian di film ini mengangkat martial art asli Indonesia, Pencak
Silat. Seni bela diri yang sudah mulai memudar diangkat pamornya di film
ini yang disutradarai Gareth Evans.
2. Akan dibuat remarke di Hollywood
Sukses menarik perhatian perfilman di Hollywood, The
Raid dirancanakan akan dibuat remake-nya di Amerika dalam versi
bahasa Inggris. Dan hebatnya lagi dalam film The Raid remake
nantinya, koreografer (penata gerak) adalah orang yang sama yang
terlibat dalam film The Raid, itu artinya aktor-aktor Indonesia seperti
Iko Uwais, Yayan Ruhian akan mengajarkan aktor Hollywood seni bela diri
Indonesia, Pencak Silat. Rencananya judul yang akan diangkat untuk pasar
AS adalah The Raid:Redemption dan akan dibuat sekuelnya. Pra produksi
direncanakan akan dimulai pada bulan September 2012 dan diharapkan
selesai dan dapat dinikmati di layar lebar pada Januari 2013
1. Meraih tiga penghargaan internasional
Akhirnya ada film dari Indonesia, dapat meraih tiga
penghargaan internasional yang sangat bergengsi. The Raid meraih tiga
penghargaan diantaranya: Toronto International Film Festival atau
Midnight Madness Award at TIFF 2011 , Sitges International Fantastic
Film Festival di Catalunya, Spanyol dan Busan International Film
Festival di Korea Selatan. Ketiga award ini menunjukkan bahwa film dari
Indonesia patut diperhitungkan di dunia internasional. Selain itu film
ini mendapat penghargaan sebagai film terbaik dalam ajang Dublin Film
Critics Circle Awards.
0 comments:
Post a Comment